KUNGFU SABLENG Karya :Bastian Tito JENDERAL SLEBOR SATU PERGURUAN Bintang Muncrat memang bukan merupakan satu perguruan kungfu terkenal. Apa lagi memiliki pendekar-pendekar kondang lihay kawakan. Letak perguruannyapun di desa Khan Cut, sebuah desa terpencil di kaki gunung. Perguruan silat yang dianggap "kampungan" itu dipimpin oleh seorang guru kungfu bernama Tay Kun Ing. Kabarnya dia pernah menjadi anak murid Siauw Lim Pay sekitar selusin tahun yang silam, tapi dikeluarkan secara tidak hormat gara-gara ketahuan mengintip juru masak, yakni seorang encim-encim gembrot yang sedang kencing pagi di pinggir got. Tay Kun Ing bertubuh kerempeng. Kepalanya botak plontos macam pentol geretan. Dia memiliki wajah dan kepala berwarna kuning karena selalu diplitur dengan kunyit campur kencur dan minyak jelantah. Mungkin itulah pangkal sebabnya orang sedesa memanggilnya dengan nama Tay Kun Ing. Siapa nama sebenarnya konon tidak satu orang pun yang tahu. Meski tidak punya nama besar, namun perguruan silat Bintang Muncrat menjadi buah bibir pemuda-pemuda sedesa Khan Cut bahkan tembus sampai puluhan lie di luar desa. Sebabnya lain tidak di perguruan itu terdapat seorang murid perempuan berkulit mulus berwajah imut-imut. Namanya Giok Ngek. Dia merupakan murid kesayangan Tay Kun Ing dan kabarnya masih keponakan sang guru silat. Kecantikan Giok Ngek inilah yang membuat perguruan kungfu Bintang Muncrat menjadi tersohor dan dipergunjingkan orang dimana-mana. Telah banyak pula pemuda-pemuda coba memikat sang dara. Yang ingin kenal secara sopan dan baik-baik saja dipandang sebelah mata oleh Giok Ngek. Apa lagi yang secara kurang ajar. Dianggap kentut basi oleh sang dara. Kejelitaan Giok Ngek itu akhirnya sampai pula ke telinga besar tebal dan mablang seorang Jenderal bernama King No Kong yang tinggal di kota Tu Lie, di Propinsi Wong Siet, sekitar 130 lie dari desa Khan Cut. Jenderal ini memiliki tubuh tinggi besar dan kekar. Bibirnya tebal, giginya malang melintang tidak karuan seperti pagar dicabut maling. Perwira tinggi ini bukan saja terkenal sebagai Jenderal Pantat Botol alias Jenderal Slebor, suka menenggak minuman keras dan jadi pemabok nomor satu, tapi sekaligus juga tersohor sebagai Jenderal Mata Bongsang alias Mata Keranjang! Walau terlahir kedua matanya tidak sebesar bongsang tapi justru menyembul bengkak seperti mata ikan Maskoki dan juling pula! Begitulah sang Jenderal dikenal sebagai manusia tidak boleh melihat jidat licin dan betis mulus alias tak boleh melihat perempuan cantik. Baik yang sudah punya suami apa lagi yang masih muda dan masih gadis tentunya! Telah banyak gadis-gadis dan istri-istri orang yang jatuh ke tangan Jenderal King No Kong ini. Dan agaknya dia masih belum merasa puas. Ketika mendengar dari salah seorang anak buahnya bahwa di desa Khan Cut ada seorang gadis anak murid perguruan kungfu Bintang Muncrat memiliki kecantikan serta potongan tubuh selangit tembus bernama Giok Ngek, langsung saja badan sang Jenderal menjadi angot panas dingin ingin ketemu. Siang terbayang-bayang malam terkenang-kenang waktu tidur jadi impian. Dia ingin menyaksikan sendiri dengan mata maskokinya yang juling. Sampai di mana kecantikan wajah dan kebagusan potongan tubuh sang dara. Jika nanti ternyata memang seperti yang diceritakan anak buahnya, daun muda satu itu pasti tidak boleh dibiarkan begitu saja. Akan diboyongnya ke gedung kediamannya yang punya dua puluh satu kamar di Tu Lie! Maka bersama tiga orang pengawal Jenderal Slebor King No Kong pada suatu pagi buta selagi orang dan binatang masih pada terpulas nyenyak, dia berangkat menuju desa Khan Cut dengan menunggang kuda. Sepanjang perjalanan sang Jenderal tidak henti-hentinya meneguk minuman keras dari buli-buli tanah yang dibawa para pengiringnya. Sambil menenggak minuman dia tertawa-tawa sendiri membayangkan kecantikan wajah serta kebagusan dan kemulusan tubuh Giok Ngek hingga sepintas Jenderal ini kelihatan tidak beda dengan orang yang agak rada-rada alias kurang wajar! *** DUA GURU kungfu Tay Kun Ing sedang duduk-duduk santai di serambi rumah. Tangan kanannya asyik mengupil sedang tangan kiri memegang kitab komik terlaris pada masa itu yaitu serial "Super Amoy" jilid ke 32. Tentu saja manusia kerempeng muka kuning ini sangat terkejut ketika melihat seorang tinggi besar bertampang garang berpakaian kebesaran Jenderal Kerajaan beserta tiga pengawalnya tahu-tahu muncul memasuki pekarangan rumah, melewati pintu pagar yang sudah doyong. Sambil bertanya-tanya dalam hati apa gerangan maksud tujuan sang Jenderal datang ke tempat kediamannya, guru kungfu Tay Kun Ing letakkan kitabnya lalu berdiri dan cepat-cepat turun dari serambi rumah, menyambut kedatangan tetamu penting itu. Begitu sampai di hadapan sang Jenderal, Tay Kun Ing langsung menjura dalam-dalam memberi penghormatan. Begitu patah pinggangnya membungkuk hingga dia hampir keluarkan kentut. Jenderal King No Kong pencongkan bibirnya yang tebal monyong. Kedua matanya yang juling berputar beberapa kali. Lalu sambil menunjuk pada papan nama perguruan Bintang Muncrat yang tergantung di bawah talang air rumah dia menegur. "Tuyul kerempeng muka tai! Kau kacung penjaga perguruan kungfu ini?!" Seumur hidupnya baru sekali itu Tay Kun Ing dipanggil dengan sebutan tuyul! Apa lagi sebutan muka tai! Hatinya langsung panas dan dia jadi tambah marah karena dia dianggap sebagai kacung perguruan! Kalau saja bukan seorang Jenderal yang dihadapinya, pasti sudah sejak tadi-tadi dia menghantam dengan jurus "sayap kampret lapar menggebrak puncak Taysan" yaitu satu jurus tamparan yang bisa membuat mulut lawan pecah berdarah! Dengan menahan sakit hati guru kungfu Tay Kun Ing kembali menjura dan berkata. "Jenderal Yang Mulia, saya bernama Tay Kun Ing. Pemilik dan ketua perguruan Bintang Muncrat ini. Jadi bukan kacung seperti yang Jenderal bilang tadi...." "Hemmmmm, begitu...?" Dua mata maskoki Jenderal Slebor kembali berputar. Dia melirik kian kemari, mencari-cari kalau-kalau tersembul wajah gadis cantik bernama Giok Ngek itu. "Jenderal Yang Mulia, ada gerangan keperluan apakah sampai Jenderal dan para pengawal datang dari jauh, berkunjung ke tempat saya ini?" Tay Kun Ing ajukan pertanyaan. "Pertama sekali ketahuilah, Jenderalmu yang mulia ini bernama King No Kong. Jenderal Kaisar yang paling tercemar. Eh! Maksudku paling terkenal di seantero daratan Tiongkok!" "Hay ya! Jadi pinceng berhadapan dengan Jenderal Kong No King yang kesohor itu!" Kembali Tay Kun Ing menjura dalam-dalam (pinceng = saya yang rendah). "Bangsat kurang ajar!" bentak Jenderal Slebor. "Namaku King No Kong! Jangan dibalik Kong No King! Apa tubuhmu mau ke balik kaki ke atas kepala ke bawah?!" "Maaf Jenderal! Mohon maaf dan ampunmu! Pinceng tidak biasa berhadapan dengan orang besar seperti Jenderal. Jadi...." "Jadi apa jidatmu mau kuletakkan di pantat dan pantatmu kutaruh di jidat hah?!" menghardik sang Jenderal. "Hay ya! Ampun Jenderal," kata Tay Kun Ing sambil membungkuk berulang kali. "Kalau pinceng punya pantat ditaruh di jidat dan jidat ditaruh di pantat bagaimana mau makan dan buang air! Bisa-bisa salah kamar!" Guru kungfu Tay Kun Ing diam-diam mulai merasa tidak enak. Dia sudah pernah mendengar nama Jenderal satu ini. Jenderal pemabuk yang suka mengganggu anak istri orang. "Jangan-jangan kedatangan si pantat botol ini mau menyatroni pinceng punya murid si Giok Ngek!" Di atas kudanya Jenderal Slebor King No Kong meneguk buli-buli arak hingga mengeluarkan suara menyiplak dan minuman keras itu berlelehan di dagunya yang ditutupi berewok tebal kotor berdebu. "Aku ampuni kesalahanmu Tay Kun Ing!" berkata Jenderal Slebor. "Sekarang lekas kau suruh keluar murid keponakanmu yang bernama Giok Ngek itu! Aku mau lihat apa kecantikan serta kebagusan tubuhnya benar-benar seperti yang disohorkan orang selama ini! Apa kecantikan dan potongan tubuhnya benar-benar bisa membuat aku jadi ngek" "Cialat! Cialat muridku!" keluh Tay Kun Ing dalam hati. Untuk sesaat dia hanya bisa tertegun bingung. "Tuyul muka kuning! Apa kau tuli atau budek hingga tidak menjalankan apa yang diperintahkan Jenderal kami!" Salah seorang pengawal sang Jenderal tiba-tiba menghardik. Guru kungfu Tay Kun Ing menyumpah panjang pendek dalam hati. "Ba... baik Jenderal Yang Mulia. Pinceng akan panggil gadis itu keluar. Harap mau bersabar dan sudi menunggu..." Tay Kun Ing putar tubuhnya yang kerempeng. Tapi belum lagi dia sempat melangkah tiba-tiba dari pintu depan rumah muncul seorang perempuan muda bertubuh gemuk-gendut luar biasa. Pakaiannya yang berwarna berbunga warna-warni kelihatan ketat kesempitan hingga bagian-bagian tubuhnya menyembul seperti berserabutan yaitu bagian dada yang gembrot ayun-ayunan, lalu perut yang gendut menonjol, kemudian bagian pantat yang melembung seperti ada boncengannya serta dua paha yang gebyar-gebyor! Dara super gemuk ini memiliki rambut hitam diponi di bagian depan dan dikonde besar di sebelah belakang. Rambutnya hitam berkilat dan bau apak karena diberi minyak jelantah! Wajahnya ditemploki bedak tebal tak karuan. Pada bagian pipi kiri kanan diberi pemerah mencolok sedang bibirnya yang tebal berselomotan dengan gincu berwarna merah mencorong, berlepotan sampai ke dagu dan atas bibir. Wajahnya yang bulat dan selalu keringatan itu tentu saja jauh dari cantik! *** Gudang Ebook (ebookHP.com) http://www.zheraf.net TIGA GURU kungfu Tay Kun Ing terpaku bengong keheranan. Dia tidak kenal siapa adanya gadis gendut melembung berdada gembrot ini. Bahkan dia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Sungguh aneh kalau tahu-tahu gadis ini muncul begitu saja di dalam rumah! Lain halnya dengan Jenderal Slebor King No Kong. Sepasang mata maskokinya semakin membeliak dan bertambah juling ketika memandang sang dara. Dengan mulut termonyong-monyong sang Jenderal berpaling pada anak buahnya yang ada di samping kiri. "Jadi ini dia gadis bernama Giok Ngek yang katamu wajah serta potongan tubuhnya selangit tembus!" Belum lagi si anak buah menjawab, gadis gemuk dengan dandanan kacau balau seperti kampung dilanda angin puting beliung itu, melangkah menuruni tangga serambi. Setiap langkah yang dibuatnya membuat sekujur tubuhnya mulai dari dada sampai ke pinggul bergoyang ayun-ayunan. "Betul sekali Jenderal Yang Mulia," si gadis berucap sambil lontarkan senyum genit manja. "Saya memang Giok Ngek. Bintang perguruan Bintang Muncrat dan rembulan desa Khan Cut. Jenderal Yang Mulia, apakah kau datang mencari saya untuk minta dingek?!" Muka jelek Jenderal King No Kong menjadi merah padam. Bukan saja dia merasa tertipu, tapi juga diejek dan dihina di hadapan para pengawalnya. Dia sengaja datang jauh-jauh untuk melihat kecantikan dan kebagusan tubuh yang disohorkan itu. Ternyata setelah berhadapan muka, wajah dan potongan tubuh Giok Ngek berbeda seperti siang dengan malam, seperti susu dengan tuba, seperti madu dengan racun! "Keparat sialan! Ada yang berani menipuku! Ratusan lie datang dari jauh ternyata hanya untuk menyaksikan seekor kuda nil yang diberi baju serta didandani seperti barongsay mabok begini rupa! Guru kungfu Tay Kun Ing! Terima dulu hadiah kejengkelanku!" Habis berkata begitu Jenderal Slebor King No Kong hantamkan buli-buli arak yang terbuat dari tanah di tangan kirinya ke kepala botak guru kungfu Tay Kun Ing. Buli-buli tanah itu hancur berantakan sedang guru kungfu bertubuh kerempeng itu menjerit kesakitan, pegangi kepalanya sementara tubuhnya melintir mata mendelik melihat bintang-bintang kacau balau di atasnya. Tubuh kerempeng itu kemudian terjerongkang ambruk di tanah, setengah pingsan setengah semaput! Jenderal Slebor itu kini berpaling pada tiga pengawalnya. Lalu membentak. "Keparat! Kalian bertiga menipuku!" "Plaakk! Plaaakk! Plaaak!" Tiga kali tangan kanan sang Jenderal bergerak pulang balik. Tiga pengawal terhuyung-huyung di atas kuda, merintih kesakitan terkena tamparan Jenderal King No Kong. Salah seorang dari mereka sambil pegangi mukanya yang bengab masih mengoceh. "Wajahnya mungkin tidak menarik Jenderal Yang Mulia. Memang benar seperti barongsay mabok! Tapi lihat dadanya. Besar luar biasa. Kelapa saja masih kalah besar!" "Setan alas! Kau makanlah kelapa muda barongsay mabok itu!" teriak sang Jenderal. Dicekalnya leher pakaian pengawal yang barusan berani membuka mulut itu lalu dilemparkannya ke arah gadis gemuk berbaju warna warni. Tabrakan yang keras membuat kedua orang itu sama-sama jatuh terjengkang. Si pengawal pegangi kepalanya yang benjut sambil mengerang kesakitan. Dia tak habis pikir. Jelas-jelas tadi kepalanya menumbuk dada gemuk si gadis. Dia menyangka akan jatuh di atas bagian tubuh yang montok itu tentu lembut-lembut enak. Tapi ternyata dada sang gadis keras seperti batu! Kepalanya seperti menghantam tembok! "Hay ya! Geger otakku!" keluh si pengawal masih terduduk di tanah keliangan. Apa sebenarnya yang ada di balik dada gadis gembrot itu? "Jenderal pantat botol doyan perempuan!" Tiba-tiba satu suara membentak. Yang membentak ternyata adalah si gadis gembrot. Suaranya yang tadi halus seperti suara perempuan kini mendadak berubah, keras dan serak! "Susah-susah dicari kini kau malah datang sendiri! Hari ini tiba saatnya aku membalaskan sakit hati suhu!" (suhu = guru). Dengan kecepatan luar biasa si gadis yang mengaku bernama Giok Ngek itu menerjang ke arah Jenderal King No Kong. *** Gudang Ebook (ebookHP.com) http://www.zheraf.net EMPAT JENDERAL King No Kong yang sejak tadi sudah muak melihat tampang dan tingkah laku si gadis gembrot segera ambil buli-buli arak yang tergantung di kantong pelana kuda. Dengan benda ini hendak dikepruknya kepala barongsay betina itu. Namun seorang anak buahnya cepat melompat dari kuda seraya berseru. "Jenderal! Biar aku yang menghajar kuda nil betina ini!" Jenderal King No Kong hentikan gerakannya. Si pengawal cepat memapaki sang dara gembrot hendak memberi hajaran. Tapi entah bagaimana tangan kanannya yang hendak dipakai menjotos tahu-tahu kena dicekal orang, dibetot lalu dipuntir ke belakang punggung hingga dia menjerit keras kesakitan. "Monyet jelek tak berguna! Makan dulu kakiku ini!" hardik si gadis. Kaki kanannya melayang ke pantat si pengawal. "Bukkkk!" Anak buah Jenderal King No Kong mencelat lalu tersungkur jungkir balik di tanah. Mukanya berkelukuruan diparut tanah! "Kurang ajar!" teriak Jenderal Slebor marah sekali. Dia tidak menyangka sama sekali kalau gadis gemuk itu demikian lincah dan cepat gerakannya. Dia berpaling pada anak buahnya yang di sebelah kanan. "Lekas kau hajar kuda nil kesurupan itu! Cincang kalau perlu!" Mendengar perintah sang Jenderal pengawal itu segera "sreett!" Cabut goloknya. Lalu melompat turun dari atas kuda. Tapi begitu berhadapan dengan sang dara dia tidak segera menyerang. Sambil melintangkan golok di depan dada, pengawal yang ada tompel di pipi kirinya ini cengar-cengir lebih dulu. Bahkan kedap-kedipkan matanya lalu berkata. "Nonaku manis, walau tuan besarku marah selangit tembus padamu, tapi aku tauke-mu ini bisa memintakan pengampunan bagi dirimu. Asal saja kau ehem! Tau kan apa yang aku maksudkan? Ya... ya... ya! " "Tidak, aku tidak tahu apa yang kau maksudkan!" jawab Giok Ngek pura-pura tidak mengerti tapi sambil balas kedipkan mata dan lontarkan senyum genit. Merasa mendapat pasaran, menyangka si gadis suka padanya maka setengah berbisik dia berkata. "Kau pura-pura takut dan serahkan diri. Nanti ikut aku. Kita bersenang-senang di atas ranjang. Kau tahu, aku paling suka pada perempuan bertubuh dan berdandan amburadul sepentimu!" "Oh, begitukah?" Gadis gemuk tersenyum lalu cibirkan bibirnya. Lalu dia mendamprat. "Kacung tak tahu diri! Sama saja dengan majikanmu! Tampang seperti kodok! Mulut bau jamban! Biar aku tuanmu ini memberi pelajaran padamu!" Lalu Giok Ngek hantamkan satu jotosan ke muka pengawal tompel itu. Merasa sangat terhina oleh caci maki si gadis, pengawal itu serta merta babatkan golok besarnya. Yang di arah langsung leher Giok Ngek! Guru kungfu Tay Kun Ing yang menyaksikan semua kejadian itu dalam keadaan masih keliangan pejamkan mata saking ngerinya. Tebasan golok si pengawal datangnya laksana kilat. Si gadis gemuk tampaknya susah untuk berkelit selamatkan batang lehernya. Namun apa yang kemudian terjadi sukar dipercaya sang guru kungfu maupun sang Jenderal. Dara berbadan super gemuk itu menyambut serangan golok dengan melompat ke kiri. Lalu tangan kanannya menyelinap berputar menempel pergelangan tangan lawan. Di lain kejap golok di tangan si pengawal tadi telah berpindah tangan. Malah kini gagang golok itu dipergunakan lawannya untuk mengemplang kepala lawan berulang kali hingga kepala itu bukan saja benjat-benjut tapi juga luka mengucurkan darah. Dalam keadaan babak belur pengawal ini akhirnya melosoh jatuh ke tanah tak sadarkan diri! Rahang Jenderal King No Kong menggelembung. Gerahamnya bergemeletakan. Ditenggaknya arak dalam buli-buli tanah sampai habis. Buli-buli yang kosong kemudian dibantingkannya ke tanah. Dengan mata membelalak merah dia melompat turun dari kuda. Langsung menyerang dara gemuk. Gerakan sang Jenderal enteng dan cepat serta mengeluarkan suara angin berkesiuran pertanda dia memiliki kepandaian kungfu yang tinggi. Sebaliknya si gadis gemuk berdiri tenang-tenang saja. Malah berkacak pinggang dengan sikap mengejek ketika Jenderal pemabuk itu menyerangnya dan berkata: "Jenderal Slebor! Kau memang harus dingek!" "Giok Ngek! Aku bersumpah akan mengekmu sampai mampus!" teriak sang Jenderal kalap. Tinju kanannya berkelebat menderu ke arah pipi kanan gadis bertubuh gemuk itu. Yang diserang gerakkan badannya secara aneh. Pukulan sang Jenderal hanya mengenai tempat kosong. Nyaris tubuhnya ikut terpelintir karena daya dorong pukulan yang kuat tadi. Dengan penuh geram dan beringas Jenderal King No Kong balikkan tubuh. Kaki kanannya mencelat kirimkan satu tendangan ke arah perut lawan. Tapi lagi-lagi serangan kedua ini hanya mengenai tempat kosong. Malah kini gadis gemuk itu menghampirinya sambil rentangkan ke dua tangan bersikap seperti orang hendak merangkul mesra sedang bibirnya dimonyongkan ke depan seolah hendak mencium sang Jenderal penuh nafsu! Karuan saja Jenderal King No Kong tambah menggelegak amarahnya. Dia benar-benar dibuat malu, diejek dan dihina! Begitu tendangannya tidak mengenai sasaran dia susul dengan hantaman tangan ke muka si gembrot! Apa yang terjadi kemudian membuat terkejut semua orang. Serangan Jenderal itu bukan saja kembali hanya mengenai tempat kosong namun saat itu terdengar suara "plaaakk!" Jenderal King No Kong menjerit keras sambil pegangi mukanya yang barusan kena ditampar Giok Ngek. Bibirnya pecah dan kucurkan darah! Sang Jenderal membentak garang. Seperti kalap dia ingin merobek-robek tubuh gadis gemuk itu. Tapi tiba-tiba dia tegak tak bergerak. Dengan sekujur tubuh bergeletar dia bertanya. "Barongsay betina! Tadi kau mengatakan hendak membalaskan sakit hati suhumu! Suhumu yang mana? Siapa! Yang botak bermuka kuning itu?! Siapa kau sebenarnya?!" *** LIMA GIOK NGEK menyeringai. Setelah awasi tampang Jenderal itu sejenak dia lalu berkata. "Jenderal pantat botol mata maskoki! Kau dengar baik-baik ucapanku! Hari ini jika kau tidak bersumpah dan bertobat tidak akan mengganggu lagi anak gadis dan istri orang, lalu minta ampun karena telah menyiksa suhuku selama bertahun-tahun, maka aku akan buat nyawamu tidak betah tinggal dalam tubuh busukmu itu!" "Kentut busuk! Siapa sih suhumu?!" bentak Jenderal Slebor. "Suhuku Dewi Ngong Kong!" jawab gadis gembrot setengah berteriak. Jenderal King No Kong tersentak kaget. Dia tadi memang sudah curiga bahwa dara gemuk itu bukanlah murid Tay Kun Ing. Tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau si gadis ternyata mengaku sebagal murid Dewi Ngong Kong! Walau kaget tapi Jenderal Slebor cepat kuasa diri. "Hemmm... jadi kau adalah murid si nenek lihay yang bergelar Dewi Ngong Kong itu! Bagus! Bagus! Suhunya tidak tahu diuntung! Muridnya tidak tahu diri! Hari ini biar aku tuan besarmu memberi pelajaran matematika... eh salah! Maksudku pelajaran sopan santun!" Jenderal Slebor tutup ucapannya dengan mencabut golok panjang yang terselip di pinggang. Sang Jenderal memang terkenal hebat ilmu goloknya. Begitu golok berkelebat satu kali terdengar suara "cras!" Si gadis gemuk terpekik. Untung dia cepat melompat mengelak hingga kepalanya tidak jadi sasaran babatan golok. Rambutnya berbusaian dan kini tanpa konde - yang ternyata konde palsu - kelihatanlah rambut serta wajahnya yang asli! Ternyata sang dara super gemuk ini adalah seorang lelaki! "Banci kalengan!" teriak Jenderal Slebor marah besar sampai ke dua matanya seperti mau melompat dari rongganya. "Kau akan kucincang sampai lumat! Lalu kujadikan perkedel dan kukirim ke neraka! Rohmu akan jadi setan banci penasaran!" "Jongos Gie Le!" berseri guru kungfu Tay Kun Ing ketika penuh rasa tak percaya dia mengenali dara gemuk itu bukan lain adalah jongos di tempat kediamannya yang selama ini dikenal sebagai pemuda pendiam dan dungu. "Cuma jongos rupanya! Jahanam betul! Berani menghina mengerjaiku!" Jenderal King No Kong mendamprat marah. Untuk ke dua kalinya golok besar di tangan kanannya membabat ke arah dada jongos Gie Le. "Breett!" Jongos Gie Le melompat ke belakang dengan muka sepucat kertas. Dada pakaiannya robek besar dan keluarlah potongan-potongan kain pel serta dua mangkok besar terbuat dari porselen! Mangkok porselen inilah yang tadi dihantam kepala salah seorang pengawal Jenderal Slebor hingga kepalanya jadi benjut! "Banci tengik! Jangan harap kau bisa lolos!" 'teriak Jenderal Slebor. Sesekali tangannya bergerak maka golok itu menabur serangan berantai. Jongos Gie Le terpaksa berlompatan kian kemari cari selamat. Beberapa jurus berlalu tanpa sang Jenderal mampu melukai lawannya. Tiba-tiba terdengar seruan si jongos. "Jenderal juling! Cukup kau jual lagak! Sekarang pinjamkan dulu golokmu padaku!" Kepandaian silat jongos yang bekerja di perguruan silat Bintang Muncrat itu ternyata tidak berada di bawah tingkat kepandaian Jenderal King No Kong. Karena begitu seruannya tadi lenyap, terdengar suara "kraakk!" Disusul suara jeritan sang Jenderal. Tulang sambungan siku tangan kanan Jenderal Slebor ternyata telah remuk dihajar jotosan si gemuk Gie Le dan goloknya yang terlepas mental ke udara secepat kilat disambar oleh jongos Itu. Lalu golok itu berkelebat menderu-deru memutari sekujur tubuh bagian bawah Jenderal Slebor. Tali celananya putus! Celana yang jebol robek di sana-sini itu melorot turun bersama celana dalamnya! Akibatnya sebatas pinggang ke bawah Jenderal King No Kong berubah menjadi King No Celana alias setengah telanjang! Selagi sang Jenderal kalang kabut menutupi auratnya, jongos Gie Le ketok kepalanya dengan gagang golok hingga perwira tinggi itu terhuyung-huyung kelojotan macam orang teler. "Jenderal hidung belang!" berseru jongos Gie Le. "Sekarang aku perkenalkan padamu jurus kungfu bernama Dewa Cebok!" Pemuda gemuk ini buang golok yang dipegangnya lalu tangan kanannya berkelebat cepat ke bagian bawah perut sang Jenderal. Terdengar suara ceplak-ceplok seperti orang cebok sungguhan. Jeritan Jenderal Slebor itu menggelegar berkepanjangan. "Ampun! Tobat! Ampun!" jerit sang Jenderal. Dia berusaha lindungi bagian tubuh paling berharga yang dimilikinya. Tapi sia-sia belaka. Setelah puas mengerjai Jenderal itu, jongos Gie Le hadiahkan satu tendangan keras ke pantatnya hingga tubuh tinggi besar itu mencelat mental melewati pagar halaman. "Sekarang kau boleh pergi! Bawa begundal-begundalmu! Ingat! Jika kau masih berani mengganggu suhuku Dewi Ngong Kong berarti liang kubur hanya tinggal sejengkal dari tenggorokanmu! Ayo lekas angkat kaki dari hadapanku!" Jenderal King No Kong melangkah terbungkuk-bungkuk. Sambil melangkah pergi dia pegangi auratnya sebelah bawah. "Aku akan pergi! Ampun! Aku bersumpah tidak akan mengganggu gurumu lagi! Tidak akan mengganggu anak gadis dan istri orang! Tapi anuku ini! Ampun! Bonyok berat! Remuk semua! Acak-acakkan! Tak bisa dipakai lagi! Cialat...! Benar-benar cialat!" Diikuti tiga anak buahnya Jenderal Slebor tinggalkan perguruan Bintang Muncrat dengan kuda tunggangan masing-masing. Sambil pegangi kepalanya yang benjut besar akibat dikepruk dengan buli-buli arak guru kungfu Tay Kun Ing melangkah sempoyongan mendekati jongos Gie Le. Kalau dulu sikapnya selalu kasar terhadap jongos itu kini berubah total, hormat dan kagum. "Gie Le, tidak kusangka kau sebenarnya adalah seorang pendekar kungfu berkepandaian tinggi!" Guru kungfu itu terdiam sejenak. Lalu melanjutkan. "Juga tidak kusangka kau adalah muridnya Dewi Ngong Kong yang terkenal di daerah Tiongkok itu. Jika aku boleh tanya perbuatan apakah yang telah dilakukan oleh Jenderal King No Kong terhadap suhumu?" Jongos Gie Le usap-usap keningnya yang keringatan. Sambil membuka pakaian perempuan yang dikenakannya di atas baju dan celana panjangnya, jongos ini menerangkan. "Dulu sewaktu masih muda dan Jenderal King No Kong baru berpangkat Kopral, dia naksir berat sama suhuku malah sampai-sampai ajukan lamaran. Tapi suhu menolak dijadikan istri karena sudah tahu sifat lelaki itu. Mata keranjang suka mengganggu anak istri orang serta pemabuk berat. Kopral King No Kong marah dan malu besar pinangannya ditolak. Karena sebelumnya dia sudah sesumbar pasti akan dapat menggaet suhu sebagai istrinya. Rasa malu berubah menjadi marah lalu menjadi dendam. Maka dia mulai mengganggu suhu. Dia mencuri setiap celana dalam yang dimiliki suhu. Pokoknya di mana saja dia menemui celana dalam suhu, mungkin di bakul tempat kain kotor, atau di tempat cucian, di tali jemuran bahkan sampai-sampai ke lemari pasti diambilnya! Akibatnya dapat dibayangkan bagaimana penderitaan suhu. Selama belasan tahun beliau hidup sebagai perempuan yang tidak pernah bisa punya celana dalam. Tidak pernah memakai celana dalam.... " Untuk beberapa lamanya guru kungfu Tay Kun Ing tertegun tak bisa bicara. Lalu sambil tersenyum dia keluarkan kocek kain yang tergantung dl balik pakaiannya. Dari dalam kocek ini diambilnya dua tail perak dan diserahkannya pada jongos Gie Le. "Ambillah. Pergi ke pasar. Beli sepuluh lusin celana dalam untuk suhumu!" "She... she! Kamsia… kamsia!" kata jongos Gie Le seraya menjura berulang kali. "Mulai hari ini kau kuangkat jadi Wakilku di perguruan Bintang Muncrat!" menambahkan Tay Kun Ing. "Terima kasih atas kepercayaan guru! Tapi untuk jadi wakilmu aku tidak perlu memplitur muka dan kepalaku dengan kunyit serta kencur bukan?" Guru kungfu Tay Kun Ing tertawa mengekeh. Dari balik pintu muncul satu wajah cantik jelita. Itulah wajah gadis bernama Giok Ngek, murid dan keponakan sang guru kungfu. Si gadis ulurkan tangannya nya menarik lengan Gie Le. Tawa Tay Kun Ing langsung berhenti. "Hay ya! Naga-naganya pinceng bakal kehilangan keponakan!" Guru kungfu itu garuk-garuk kepalanya lalu mengambil komik "Super Amoy" yang tercampak di serambi rumah dan melanjutkan bacaannya! *** TAMAT Selanjutnya: Pendekar Pispot Naga Gudang Ebook (ebookHP.com) http://www.zheraf.net